Jumat, 02 April 2010

Cerpen-cerpen Adaptasi (Kolsmo & Keripik Pisang)

(Hanya Untuk Merepost tugas-tugas sekolah)


Kolsmo


Di suatu negri yang damai dan makmur yang tidak pernah dijangkau Televisi, hiduplah seorang masterchief (raja koki) bernama Akiyem atau biasa dipanggilnya Aki. Setiap dua bulan sekali pada minggu-minggu terakhir, Aki selalu menyelenggarakan santap makan tanggung antara makan siang dan makan malam yang disebut Kolsmo. Setiap menyelenggarakan Kolsmo, Aki selalu mengundang Elite de Kolsmole yaitu para penikmat Kolsmo yang beranggotakan tiga orang temannya yaitu Alay, Alo, dan Mahmud.
Hidangan sebenarnya pada Kolsmo sangatlah tidak menarik dan sederhana, hanya berupa sejumput nasi kuning disertai secuil daging ikan dan sambal yang amat sangat pedas. Namun, bagi Aki Kolsmo tidaklah sesederhana kelihatannya. Pikirannya selalu dipenuhi ide dan fantasi untuk membuat Kolsmo versinya sendiri. Ide dan fantasi Aki tentang hidangan apa yang akan disajikan pada Kolsmo sangatlah bermacam-macam, mulai dari kuliner para Eskimo di kutub utara hingga kuliner suku Aborigin di Australia. Aki bisa saja menyajikan Steak ala Amerika, Nasi Kebuli kas Arab, Spaghetti Italia, Masakan Padang, atau hanya sekedar Jagung bakar dan Ketela rebus, bukan hanya itu, bahkan ada hidangan yang lebih aneh lagi, Aki menyajikan kadal dan Tarantula goreng. Namun, seingat teman-temannya, hanya satu kali Aki menyajikan hidangan Kolsmo yang sesungguhnya.
Ide dan fantasi Aki tidak hanya sekedar soal makanan yang akan dihidangkan, tetapi juga pada penataan meja seperti penataan mangkuk, piring, sendok-garpu dan riasan meja dan juga alat-alat makan yang harus disediakan. Dalam hal ini, Aki bisa saja menyajikan alat-alat makan dan riasan meja dari seluruh penjuru dunia dan penjuru waktu seperti mangkuk cina pada zaman Dinasti Ming, sendok besi abad 12, tempat lilin kekaisaran inggris, garpu meteor atau bahkan yang harganya sangat mahal seperti piring dengan taburan berlian 76 carat. Walaupun kebanyakan alat-alat makan serta riasan-riasan meja merupakan barang antik dan relatif mahal, tetapi teman-temannya tidak pernah berniat untuk mengambilnya.
Bagi teman-teman Aki, Kolsmo merupakan sebuah berkah yang tak ternilai harganya. Biasanya sehari sebelum Kolsmo, teman-teman Aki berpuasa selama 36 jam penuh agar dapat merasakan nikmatnya makan Kolsmo. Saat hari makan Kolsmo, mereka kemudian berangkat menuju rumah Aki pada pukul 11.00 WIB. Sesampainya dirumah Aki pada pukul 12.00 WIB, mereka langsung disodorkan teh manis dan kue-kue sebelum Kolsmo, kemudian pada pukul 14.00 WIB barulah Kolsmo dimulai, dan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Lalu setelah Kolsmo selesai, mereka kembali disodorkan teh dan kue-kue pasca Kolsmo, kemudian makan malam pasca Kolsmo pada pukul 21.00 WIB, dan barulah mereka pulang kerumah masing masing pada tengah malam atau 00.00 WIB.
Pada saat makan Kolsmo, Aki biasanya bercerita tentang bagaimana ia membuat makanan yang ia hidangkan pada saat Kolsmo dan bagaimana ia menata meja makan dan mengatur letak alat-alat makan layaknya seorang dewa masak. Kemudian ia meminta kritik dan saran kepada teman-temannya tentang masakannya dan tataboganya. Namun, tidak semua kritik dan saran dari teman-temannya selalu ia terima, seperti hari dimana ia menyajikan Kadal pasir rebus sebagai menu utama. Teman-temannya mengkritik begini :
Aki ”Bagaimana masakanku?”
Alay ”Makanan apa ini? Kok baunya seperti ikan busuk?”
Aki ”Ini adalah kadal pasir asli sahara yang direbus setengah matang.”
Alay ”Ki, sebaiknya kau singkirkan makanan ini, kelihatannya berbahaya”
Aki ”Tidak bisa, aku sudah memesan kadal ini langsung dari gurun sahara, lagipula kalian belum mencobanya kan?”
Mahmud ”Hey, kau itu sayang harta atau sayang teman? Cepatlah singkirkan!”
Alo ”Sudahlah, benar kata Alay dan Mahmud, sebaiknya kita singkirkan saja daripada terkena penyakit yang macam-macam.”
Aki ”Tidak bisa! Kalian harus coba dulu, aku susah-susah memesan langsung dari sahara hanya untuk ini!?”
Untuk meredam amarahnya, biasanya Aki selalu berlagak seperti badut, bergoyang kesana kemari dengan alunan musik keroncong kemudian ia memainkan sebuah orgen dan menekan tuts-tutsnya asal-asalan dan menghasilkan irama yang asal-asalan pula. Teman-temannya membiarkan Aki menjadi gila seperti ini karena mereka tahu bahwasannya hanya dengan cara ini marahnya Aki bisa diredam.
Namun, dibalik tingkah gilanya itu, teman-temannya tahu bahwa dialah yang paling murah hati dari semuanya, karena Aki selalu menghidangkan makanan kepada teman-temannya tanpa menuntut balas jasa sedikitpun. Aki juga selalu senang dan gembira.
Kegembiraan dan kesenangan Aki berakhirlah sudah ketika Televisi mulai masuk ke negrinya, di televisi ia selalu menonton berita yang menampilkan anak-anak yang kekurangan gizi akibat kekurangan makan. Ia selalu menangis ketika melihat anak-anak kelaparan yang berada di Televisi itu, ia berpikir bahwasannya dunia ini sudah tidak kekurangan makan, tetapi kenyataannya adalah yang sebaliknya. Sejak saat itulah Aki semakin jarang mengadakan Kolsmo, dan ia semakin tampak kurus kering setiap harinya.










Keripik Pisang

Suatu hari di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang saudagar kaya yang dermawan bernama Aliyuddin atau biasa dipanggilnya Udin. Udin suka membagi-bagikan makanan kepada orang-orang di sekitarnya. Udin biasanya memberikan makanan kepada orang lain disekitarnya berupa keripik pisang buatan sendiri yang manis dan lezat. Walaupun Udin sering membagi-bagikan keripik pisang, namun hanya di waktu-waktu tertentu, khususnya setiap tanggal 26 Agustus yang merupakan malam terang bulan, Udin menyelenggarakan pesta makan keripik pisang yang khusus diselenggarakan setiap dua bulan sekali pada minggu-minggu terakhir. Dalam pesta makan keripik pisang ini Aki selalu seluruh masyarakat desa dan kelompok pecinta keripik pisang yang beranggotakan Udin, Kashmir, dan Wahab.
Udin selalu membagi-bagikan keripik pisang kepada masyarakat desa karena keripik pisang yang ia buat dan yang ia bagikan itu merupakan resep rahasia dari kakek-kakek-kakek buyutnya yang turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Keripik pisang dari keluarga Udin yang dibuat dari pisang kapok itu merupakan makanan favorit masyarakat desa yang enaknya tak tergantikan dengan keripik lainnya.
Namun dalam pesta keripik pisang yang dia adakan setiap tanggal 26 Agustus berbeda dari keripik pisang yang sesungguhnya. Pikiran Aki selalu dipenuhi dengan Ide dan gagasan baru akan keripik pisang yang diwariskan keluarganya. Bisa saja Udin menyajikan keripik pisang dengan chocochips, keripik pisang dengan lapis selai strawberry, keripik pisang yang di jus, atau bahkan eskrim keripik pisang yang disebut “Keripik Banana Split”. Walaupun rumusan keripik pisang yang ia hidangkan pada pesta makan keripik pisang menyimpang dari resep keripik pisang aslinya, yang penting tetap enak dan tidak melupakan bahan utamanya, “Pisang Kepok”.
Bagi masyarakat desa dan kelompok pecinta keripik pisang, pesta makan kerpik pisang yang diadakan setiap sebuah berkah yang tak ternilai harganya karena bisa merasakan keripik pisang yang lain dari biasanya. Biasanya sehari sebelum tanggal 26 Agustus, masyarakat sekitar beserta kelompok pecinta keripik pisang tidak makan terlalu kenyang agar dapat merasakan nikmatnya keripik pisang. Saat acara makan keripik pisang bersama pada tanggal 26 Agustus, masyarakat desa berangkat menuju rumah Udin yang jauhnya 50 km dari desa dengan menaiki delman pada pukul 17.00 sore. Setelah mereka menempuh perjalanan sejauh 50 km selama 3 jam, mereka akhirnya sampai juga di rumah Udin yang besar dan megah pada malam hari jam 8 malam atau 20.00. Setelah sampai, mereka langsung duduk berbaris di halaman rumah Udin yang sangat besar. Setelah itu barulah pesta makan keripik pisang dimulai, Udin langsung datang dan membagi-bagikan keripik pisang kreasinya kepada seluruh masyarakat desa dan kelompok pecinta keripik pisang yang sedang berbaris menunggu giliran. Setelah selesai, barulah mereka pulang kerumah masing masing pada tengah malam atau 00.00 WIB.
Pada saat pesta makan keripik pisang, masyarakat desa dan kelompok pecinta keripik pisang yang memakan keripik pisang hanyut dalam cita rasa yang luar biasa dari keripik pisang yang dibuat oleh Udin. Karena enaknya keripik pisang yang dibuat Udin, mereka yang makan selalu minta tambah dan makan terus sampai kenyang. Walaupun rasa kerpik pisang yang dibuat Udin sangatlah enak, tetapi jangan sesekali mencoba mengkritik keripik pisang yang ia buat, karena sama saja dengan mencela keluarga Udin, dan akibatnya bisa gawat. Seperti pada saat salah satu dari temannya, Kashmir mengkritik tentang sandwich keripik pisang buatan Udin. Kashmir mengkritik begini :
Kashmir ”Hey Udin, sandwich keripik pisang ini memang sangatlah enak”
Udin ”Wah, trimakasih Kash!”
Kashmir ”Tetapi masih ada yang kurang”
Udin ”Memangnya apa?”
Kashmir ”Rasanya kurang manis, makanan ini layaknya seperti sandwich pisang manis murahan”
Udin ”Apa kau bilang?! Berani-beraninya kau menghina kreasi keripik pisang yang aku buat! Walau menyimpang, aku tetap menggunakan resep keluarga tahu! Sekarang pergi kau dari sini! ”
Alo ”Baiklah jika itu maumu!”

Tetapi sesaat setelah ia marah, ia langsung menyadari dan meminta maaf kemudian memperbolehkan orang yang diusir untuk masuk kembali.
Pesta makan keripik pisang memang sangat meriah, mengundang tawa, kegembiraan, dan penuh suka cita. Karena itulah Udin senang mengadakan pesta makan keripik pisang pada tanggal 26 Agustus, dan Udin juga sangat senang dapat berbagi makanan kepada orang yang kesusahan tanpa meminta imbalan balik. Pesta makan keripik pisang merupakan pesta yang membawa kegembiraan kepada masyarakat desa dan tentunya Udin sendiri.
Namun, pada suatu hari masuklah makanan dari asing yang bernama yoghurt ke desa terpencil itu. Yoghurt merupakan makanan dari susu yang difermentasikan dan ditambah dengan aroma dan rasa buah-buahan, dalam sekejap popularitas yoghurt mengalahkan popularitas keripik pisang. Karena youghurt inilah masyarakat desa sudah tidak mau lagi menerima keripik pisang dan mendatangi pesta kerpik pisang terkecuali para pecinta keripik pisang karena mereka beranggapan bahwasannya keripik pisang sudah kuno dan tidak zaman lagi. Hal ini membuat Udin sangatlah sedih, kemudian Udin membuat kreasi keripik pisang dengan campuran yoghurt naum tidak berhasil, karena jika keripik pisang bercampur dengan yoghurt maka rasanya akan menjadi sangat tidak enak. Oleh karena itulah Udin tidak pernah lagi mengadakan pesta keripik pisang, dan resep tentang keripik pisang yang diwariskan turun-temurun hilanglah sudah ditelan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar