Kamis, 21 November 2013

Sebuah Sudut Perenungan

Pagi itu, sekitar pukul 04.30, diriku sudah beranjak dari tempat tidur untuk menyongsong pagi. Dengan penuh semangat aku bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat di kampus tercinta IPB, tempat dimana aku bisa melepas penat dan pikiranku selama ini. Setelah semuanya beres, aku langsung bergegas pergi meninggalkan asrama menuju ke tempat tersebut.

Tempat itu adalah Danau LSI, sebuah danau yang terletak tidak jauh dari perpustakaan IPB. Sebuah danau yang tidak begitu besar tetapi memiliki pemandangan yang menyejukkan mata. Danau ini terbagi menjadi dua area oleh sebuah bendungan. Di atasnya terdapat jembatan yang menghubungkan kompleks rektorat dengan kompleks LSI.

Dari jembatan, aku bisa melihat pemandangan yang memanjakan mata. Apabila aku menengok pemandangan di sebelah kanan (dari arah perpustakaan menuju rektorat), aku akan melihat pemandangan yang sangat liar. Liar karena yang kulihat adalah hamparan danau berawa yang pada tepiannya dikelilingi oleh hutan karet. Kawanan burung bangau  yang terbang atau hinggap pada pohon mati di pinggiran danau dan biawak yang kadangkala berenang melintasi danau turut menambah nuansa liar pada danau ini. Jika dilihat dengan saksama, pemandangan yang bisa kulihat ini ibarat Sungai Amazon di IPB.

 Amazon in IPB


Sisi lain dari "Amazon IPB"

Pemandangan di sebelah kiri jembatan tidaklah seliar pemandangan di sisi yang satunya. Tidak dikelilingi oleh hutan, pinggiran danau di sisi ini hanya ditumbuhi oleh sejumlah pepohonan dan semak belukar yang menyamarkan permukaan air. Meski tidak begitu liar, pemandangan pada sisi ini nampak lebih indah. Terkadang beberapa jenis burung seperti kareo padi dan raja udang berlalu lalang mencari mangsa. Selain itu sering terdengar kicau burung kutilang atau emprit juga betet yang menambah keindahan sisi tersebut. Di kejauhan terdapat sebuah jembatan batu yang menandakan ujung dari danau LSI, dan kesanalah aku akan menuju.


Pemandangan pagi dari sebuah jembatan batu
 
Jalan menuju tempat itu tidaklah segampang menyeberang jalan. Aku harus menuruni bukit dan melintasi rimbunan semak yang begitu tebal untuk sampai ke tepi danau, terkadang aku tergelincir saat menuruni bukit atau tergores duri tanaman saat melintasi semak. Sesampainya di tepi danau, aku masih harus berjalan lagi, dan kali ini aku harus lebih berhati-hati karena rumput yang aku pijak dapat menyamarkan permukaan danau yang berlumpur, bisa saja aku tercebur jika aku salah melangkah. Sampailah aku di jembatan.


Aku dan jembatan batu


Semak belukar di sekitar jembatan batu

Dari jembatan batu dengan diwarnai oleh mentari pagi yang menyinari panorama indah Danau LSI, dan ditemani kicauan burung, aku merenung akan hidupku, masalahku, dan pembelajaranku. Terkadang hidup ini begitu runyam bila dipikirkan, namun semua itu akan sirna apabila kau merenungkannya di tempat yang tepat. Bagiku inilah tempat yang tepat.

Tidak terasa sudah 30 menit lebih aku duduk termenung. Sekarang pukul 07.30 pagi dan aku harus segera pergi, pergi meninggalkan sebuah sudut perenungan yang tenang menuju rutinitas yang remang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar