Jadinya, apa yang mau ane ceritakan? yah, ini seputar game, tapi tidak seluruhnya game (kalian mengerti maksudnya??). Jadi begini loh, sebenernya semenjak ane berkenalan ama itu yang namanya situs jejaring sosial sebangsa Facebook, Twitter, dan kawan-kawannya, ane mulai terjauhkan dari apa itu yang disebut GAME sebangsa PS2, xBox, bahkan game OL sekalipun, dan terus terjauhkan sampai akhirnya tidak pernah maen game lagi. Hingga ada satu game yang berhasil membawa ane kembali ke dunia game yaitu..... *jeng*jeng*jeng!!!
Kalian tahu apa game ini? ane rasa banyak yang belum tahu, jadi ane jelaskan saja dulu. Sebenernya Assassin's Creed ini bukan satu kesatuan game, melainkan sebuah epik yang terdiri dari beberapa game dan beberapa media-media lainnya yang mendukung epik ini misal film pendek, novel, komik dan kesemuanya menggunakan judul: "Assassin's Creed" dengan beragam embelan (Meskipun keluaran pertamanya adalah game xBox/PC/PS3 yang berjudul "Assassin's Creed" tanpa embelan apapun).
Karena ini kisah epik, ceritanya cukup panjang (atau bahkan sebenarnya sangat panjang), jadi saya ceritakan cekilas-sekilas saja. Pada dasarnya epik ini menceritakan tentang perang terselubung antar 2 ordo rahasia, yaitu Assassins dan Templars dalam memperebutkan artifak miserius yang bernama "Piece of Eden". Para Templars menginginkan artifak ini untuk mengendalikan pikiran umat manusia dan menguasai dunia, sedangkan para Assassins berusaha mengamankannya agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Berabad-abad mereka saling berperang satu sama lain tanpa akhiran yang jelas hingga zaman sekarang.
Hingga pada suatu hari di tahun 2012, seorang Bartender bernama Desmond Miles yang dalam perjalanan pulangnya diculik oleh sebuah perusahaan farmasi berbasis Templars yang bernama Abstergo Industries. Desmond dijadikan kelinci percobaan secara paksa oleh mereka dalam suatu alat bernama Animus. Karena tidak ada pilihan lain, ia memasuki mesin itu, dan bersedia menjadi kelinci percobaan.
Animus sendiri adalah alat pemindai memori genetik (Memori yang diwariskan dari generasi ke generasi, meski masih sekedar teori dalam dunia nyata). Mereka (para Templars) ingin menyingkap rahasia masa lalu para Assassins akan keberadaan artifak "Piece of Eden" lewat keturunan para Assassins. Namun alat ini mempunyai efek samping karena apabila terlalu lama digunakan, maka si pengguna akan merasakan dan mempunyai kemampuan dari nenek moyangnya, efek ini dinamakan "Bleeding effect".
Selama pemindaian memori, Desmond melihat beragam rahasia pada masalalu tentang nenek moyangnya yang bernama Altair ibn La-Ahad, seorang Master Assassins pada abad ke 12. Altair sendiri merupakan saksi mata akan penggunaan dan lokasi artifak "Piece of Eden", oleh karena itu para Templars membutuhkan memori ini.
Setelah selesai memindai memori, Desmond terancam dibunuh oleh para Templars karena dirinya sudah tidak berguna lagi. Akan tetapi dirinya diselamatkan oleh seorang karyawan Abstergo Industries yang ternyata adalah seorang Assassins terselubung. Dia dibawa ke sebuah tempat untuk dilatih menjadi seorang Assassins oleh mesin yang sama, Animus (dalam versi yang berbeda) agar dia dapat menguasai kemampuan dari nenek moyangnya (seperti yang dijelaskan sebelumnya, "Bleeding effect").
Dalam pemindaian memori kali ini, ia memasuki memori nenek moyangnya pada abad ke 15, Ezio Auditore da-Firenze yang juga seorang Master Assassins. Desmond menemukan banyak sekali rahasia mengenai nenek moyangnya, Templars, dan juga asal muasal artifak "Piece of Eden" yang ternyata berasal dari "Alien" yang tinggal sebelum manusia, dan para "Alien" inilah yang menciptakan manusia (lho?? O.o). Dalam memorinya Ezio, si "Alien" ini menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada Desmond untuk menyelamatkan "Piece of Eden" agar mencegah terjadinya kehancuran dunia. Misi Desmond untuk menyelamatkan dunia pun dimulai... (Hingga sekarang epik Assassin's Creed belum kelar dan masih terus berlanjut, kisah terbarunya akan dirilis bulan November ini dalam format game: "Assassin's Creed: Revelations", novel: "Assassin's Creed: Revelations", dan film pendek: "Assassin's Creed: Embers")
Oh ye, sebenernya ane baru main Assassin's Creed: Brotherhood ama Assassin's Creed II, ama baca novelnya doank, tapi baru ini aja udah mantab, gak perlu susah-susah ngikutin dari Assassassin's Creed pertama juga udah bakalan ngerti entar. Woke dah, cukup dulu postingan ane kali ini, bila ada tutur kata salah mohon dimaafkan, sekian dan Terimakasih
-Nadhifa Trihapsoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar