(1) Perkenalkan nama saya Nadhifa Trihapsoro,
seorang mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor) tingkat pertama dari fakultas
kedokteran hewan. Mungkin terdengar cukup unik bagi masyarakat (khususnya siswa
SMA) perkotaan khususnya Ibukota Jakarta, seorang siswa tamatan salah satu
sekolah di Jakarta memilih masuk IPB dengan jurusan kedokteran hewan dimana
biasanya siswa Ibukota memilih universitas-universitas bergengsi lainnya yang
berkecimpung di bidang teknik atau kedokteran umum. Pilihan yang unik memang,
tetapi dibalik pilihan itu ada alasan mengapa saya memilih kedokteran hewan di
IPB.
Pertama,
saya mempunyai cita-cita untuk menyelamatkan dan menolong satwa-satwa liar dan
terancam punah guna melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia tidak
hilang begitu saja, oleh karenanya saya memilih kedokteran hewan. Kedua, mengapa di IPB? Berdasarkan
sejarahnya, IPB memiliki fakultas kedokteran hewan tertua di Indonesia, ini
mengindikasikan bahwasanya IPB lebih berpengalaman mengenai kedokteran hewan
dibandingkan universitas-universitas lainnya. Selain itu melihat banyaknya
torehan prestasi yang dicapai oleh fakultas kedokteran hewan membuat saya
semakin yakin akan kualitas dari fakultas tersebut. Ketiga, IPB terletak di Bogor
yang tidak jauh dari Jakarta, sehingga tidak perlu makan waktu dan biaya yang
lebih guna menempuh pendidikan kedokteran hewan.
Mungkin banyak yang bertanya “Apakah hubungannya
kedokteran hewan dengan pertanian padahal anda kuliah di Institut Pertanian Bogor
yang menekankan pengembangan pertanian dan ketahanan pangan?” Ya! Tentu saja
ada, dan banyak!.
(2)
Bicara soal pandangan pertanian, dari selama ini
yang saya lihat dari beragam pembicaraan teman-teman sekolah dulu (yang
merupakan masyarakat perkotaan). Banyak dari mereka menganggap remeh pertanian.
Sebagian beranggapan bahwasanya pertanian itu kotor, melelahkan, dan keuntungnya
tidak banyak bila dibandingkan dengan bidang-bidang teknik. Sebagian lainnya
tidak memikirkan atau bahkan tidak tahu masalah pertanian. Itulah segelintir
pandangan tentang pertanian dari sudut pandang siswa perkotaan, memang betul
kita membutuhkan teknologi, tetapi jangan lupa bahwa kita makan sehari-hari
juga merupakan hasil kerja keras dari petani, ibarat buat apa kita berswasembada
mobil kalau ketersediaan pangan untuk bangsa saja tidak terpenuhi. Yang saya
harapkan untuk kedepannya, cara pandang masyarakat pertanian berubah sehingga
menambah minat di industry pertanian guna mencukupi kebutuhan pangan bangsa.