Rabu, 25 Maret 2015

Alasan yang klise, kenapa masuk IPB



(1)  Perkenalkan nama saya Nadhifa Trihapsoro, seorang mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor) tingkat pertama dari fakultas kedokteran hewan. Mungkin terdengar cukup unik bagi masyarakat (khususnya siswa SMA) perkotaan khususnya Ibukota Jakarta, seorang siswa tamatan salah satu sekolah di Jakarta memilih masuk IPB dengan jurusan kedokteran hewan dimana biasanya siswa Ibukota memilih universitas-universitas bergengsi lainnya yang berkecimpung di bidang teknik atau kedokteran umum. Pilihan yang unik memang, tetapi dibalik pilihan itu ada alasan mengapa saya memilih kedokteran hewan di IPB.

Pertama, saya mempunyai cita-cita untuk menyelamatkan dan menolong satwa-satwa liar dan terancam punah guna melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia tidak hilang begitu saja, oleh karenanya saya memilih kedokteran hewan. Kedua, mengapa di IPB? Berdasarkan sejarahnya, IPB memiliki fakultas kedokteran hewan tertua di Indonesia, ini mengindikasikan bahwasanya IPB lebih berpengalaman mengenai kedokteran hewan dibandingkan universitas-universitas lainnya. Selain itu melihat banyaknya torehan prestasi yang dicapai oleh fakultas kedokteran hewan membuat saya semakin yakin akan kualitas dari fakultas tersebut. Ketiga,  IPB terletak di Bogor yang tidak jauh dari Jakarta, sehingga tidak perlu makan waktu dan biaya yang lebih guna menempuh pendidikan kedokteran hewan.

Mungkin banyak yang bertanya “Apakah hubungannya kedokteran hewan dengan pertanian padahal anda kuliah di Institut Pertanian Bogor yang menekankan pengembangan pertanian dan ketahanan pangan?” Ya! Tentu saja ada, dan banyak!.


(2)    Bicara soal pandangan pertanian, dari selama ini yang saya lihat dari beragam pembicaraan teman-teman sekolah dulu (yang merupakan masyarakat perkotaan). Banyak dari mereka menganggap remeh pertanian. Sebagian beranggapan bahwasanya pertanian itu kotor, melelahkan, dan keuntungnya tidak banyak bila dibandingkan dengan bidang-bidang teknik. Sebagian lainnya tidak memikirkan atau bahkan tidak tahu masalah pertanian. Itulah segelintir pandangan tentang pertanian dari sudut pandang siswa perkotaan, memang betul kita membutuhkan teknologi, tetapi jangan lupa bahwa kita makan sehari-hari juga merupakan hasil kerja keras dari petani, ibarat buat apa kita berswasembada mobil kalau ketersediaan pangan untuk bangsa saja tidak terpenuhi. Yang saya harapkan untuk kedepannya, cara pandang masyarakat pertanian berubah sehingga menambah minat di industry pertanian guna mencukupi kebutuhan pangan bangsa.