Minggu, 06 Februari 2011

Pidato Bahasa Indonesia

Kembali lagi bersama saya, dan kali ini saya akan menuliskan tentang naskah Pidato Bahasa Indonesia tentang Persepakbolaan Indonesia, silahkan dinikmati :

Berbenah Diri Dalam Memajukan Persepakbolaan Indonesia

Oleh Nadhifa Trihapsoro X-1

Assalamualaikum Wr. Wb. Puja dan puji syukur terhadap kehadirat tuhan yang maha Esa yang telah memberikan karunianya disiang yang cerah ini. Terimakasih saya hanturkan kepada guru Bahasa Indonesia kita Ibu Yenita yang telah mengizinkan saya untuk berpidato didepan teman-teman sekalian. Juga terimakasih kepada teman-teman sekalian yang mau mendengarkan pidato saya

Pertama-tama saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Nadhifa Trihapsoro, siswa SMAN 81 Jakarta kelas X-1 angkatan 2010-2013. Sebelum saya memulai pidato saya ini, saya mohon atensinya. Pidato yang saya sampaikan kali ini adalah “Berbenah diri dalam memajukan perepakbolaan Indonesia”.

Seperti yang telah kita ketahui, prestasi persepakbolaan Indonesia berjalan sangat lambat dan relative tidak berkembang alias tidak maju-maju. Bahkan prestasi persepakbolaan terbaik yang pernah dicapai dalam satu decade ini hanyalah runner-up piala AFF. Banyak sekali masalah-masalah yang menimpa persepakbolaan Indonesia yang mempengaruhi prestasi persepakbolaan Indonesia, mulai dari masalah pemain-pemain timnas hingga masalah organisasi Induk persepakbolaan Indonesia atau PSSI.

Banyak orang menyalahkan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI sebagai penyebab seretnya prestasi persepakbolaan Indonesia. Masyarakat memang amat kecewa dengan kepemimpinan Nurdin Halid dikarenakan dugaan politisasi sepakbola yang membuat prestasi persepakbolaan Indonesia lambat majunya. Belum lagi ditambah dipenjaranya Nurdin Halid dan kasus korupsi di PSSI yang semakin menguatkan dugaan politisasi sepakbola. Sekaligus ditambah pengakuan Nurdin Halid bahwa kesuksesan timnas meraih runner-up di piala AFF adalah hasil kerja keras partai Golkar. Pernyataan itu membuktikan sudah tiada keraguan lagi bahwa sepakbola telah dipolitisasi. Karena itulah masyarakat Indonesia menginginkan Nurdin Halid untuk turun

Ya memang, semua itu benar adanya. Hal tersebut memang merupakan salah satu penyebab seretnya prestasi persepakbolaan Indonesia, tapi apakah selamanya kita berpasrah melihat prestasi persepakbolaan Indonesia yang tidak berkembang? Tentu TIDAK!. Kita tidak akan mau melihat para penguasa yang lalim itu mempolitisasi sepakbola, kita tidak akan mau melihat para timnas koncar-kancir di berbagai pertandingan, kita juga tidak mau melihat prestasi persepakbolaan Indonesia baik dalam kancah Internasional maupun antar Klub tidak berkembang. Jika tidak maju-maju juga, apa kata dunia??.

Oke, marilah kita tidak usah mempersoalkan perseteruan antara PSSI dengan LPI, PSSI dengan lembaga hukum, dan perseteruan PSSI dengan yang lain-lainnya, cukuplah kita melihat diri kita sendiri. Apakah kita telah memberikan dukungan penuh kepada persepakbolaan Indonesia?, apakah kita telah sportif dalam menerima kekalahan? , atau apakah kita telah berpartisipasi dalam rangka memajukan persepakbolaan Indonesia?. Coba kalian pikirkan, sudahkah kita melakukan hal yang saya sebutkan tadi? Sudahkah kita memberi dukungan akhir disaat timnas Indonesia sudah dipastikan akan kalah?, sudahkah kita menerima dengan sportif dan berhenti memaki-maki negara tetangga yang menang pertandingan melawan timnas?, sudahkah kita turut serta dalam pengembangan persepakbolaan Indonesia seperti misalnya berolahraga rutin? Jika memang belum, marilah kita berbenah diri kita, marilah kita ubah perilaku brutal dan tidak sportif kita, marilah kita turut mendukung dan berpatisipasi, karena ini semua demi kemajuan persepakbolaan Indonesia, dan bangsa INDONESIA!.

Sekian pidato singkat dari saya, bila ada salah kata saya mohon maaf, semoga persepakbolaan Indonesia akan semakin maju dan terus maju hingga mencapai prestasi yang gemilang di tingkat dunia. Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalaumalaikum Wr. Wb.


Yap, cukup sekian postingan dari saya di siang hari yang kurang kerjaan ini (Karena saya ada di LAB TIK sekolah -__-) mohon maaf bila postingan kali ini alakadarnya, sekian dan terimakasih

Cerita Tentang TO Part II

Selamat tahun baru semuanya! (Lebih tepatnya tahun baru China) Kembali lagi bersama saya untuk melanjutkan postingan blog ini. Yap, dan kali ini saya akan melanjutkan cerita tentang TO yang seharusnya sudah basi (haha... V-_-) tapi tak apalah, setidaknya kenangan tentang TO akan tetap ada selama masih diceritakan. Oke langsung saja!


TRIP OBSERVASI PART II

Usai Pra-TO dan berbagai macam persiapan, saatnya untuk bersiap-siap, beres-beres dan lanjut ke kegiatan intinya, yaitu TO. Aku bersama teman-teman seangkatanku berangkat pada hari kamis tanggal 13 dengan menggunakan bus. Namun sebelum berangkat dengan bus menuju desa Hambaro, diadakan upacara pelepasan peserta TO dan pengangkutan barang bawaan dengan menggunakan truk. Setelah itu, aku beserta regu 15 dan kakak-kakak mitra naik ke bus dan menuju desa Hambaro. Perjalanan berlangsung dengan lancar-lancar saja, akan tetapi bus yang aku dan kelompok 15, 16 naiki ambles bannya dan hampir terguling, ada teman-temanku yang panik, tapi akhirnya semuanya menjadi tenang saat keluar dai bus yang hampir terguling itu.

Sampai dengan kondisi bus yang menggenaskan, aku beserta teman-teman satu reguku mengambil barang dari truk dan menuju kerumah penduduk yang ingin ditinggali untuk menaruh barang. Setelah beres-beres, aku dan regu 16 serta regu-regu lainnya berkumpul di halaman madrasah untuk apel pembukaan TO. Seperti sebelumnya, sebelum upacara atau apel, kami dipeluitin terlebih dahulu. Akhirnya TO dimulai juga dan dalam 3 hari mendatang banyak hal-hal yang seru dan menyenangkan bersama angkatan Pensador . Dari sekian banyak kegiatan yang menyenangkan, ada beberapa kegiatan yang paling mengesankan, yaitu presentasi charta, pentas seni dan api unggun, serta penjelajahan

Pertama-tama yaitu presentasi Charta. Presentasi Charta, itulah inti dari program TO ini, dimana setiap regu harus melakukan sebuah penelitian kecil di desa yang kita kunjungi untuk nantinya dipresentasikan. Sebelum presentasi, setiap regu diberi waktu 2 jam setelah apel pembukaan untuk mencari data-data yang diperlukan untuk presentasi. Karena ketidak tersediaan alat elektronik untuk presentasi, maka dibuatlah Charta, yaitu presentasi dengan susunan persegi panjang 6 karton besar. Sama halnya dengan karya ilmiah, Charta ini harus memiliki metode ilmiah. Metode ilmiah inilah yang merupakan pokok persoalan didalam Charta, harus ada kesinambungan antara Latar Belakang, Perumusan Masalah, dan Kesimpulan setrta Saran. Sama halnya juga dalam presentasi, dibutuhkan juga kreativitas untuk merias Charta agar menarik para audience. Tampilan Charta juga menjadi penilaian lainnya dalam presentasi.
Dari sekian banyak presentasi, aka ada 6 presentasi yang akan ditampilkan untuk memperebutkan gelar Charta terbaik. Akan tetapi, Karena banyaknya regu dengan berbagai macam presentasi dan Charta, maka masing-masing regu akan mendapat undian untuk sebuah tema, dan dari tema itu akan dipertandingkan dengan sekumpulan tema yang sama. Kebetulan tema yang didapatkan reguku adalah kebersihan dan kesehatan.

Di kegiatan presentasi Charta ini, reguku mendapatkan gelar juara 2 dengan selisih skor yang amat tipis dengan regu yang memenangkan juara pertama. Pada awalnya aku dan teman-teman satu reguku memang tidak percaya, kenapa bisa sampai memenangkan juara 2 padahal lolos ke putaran final saja sudah sulit. Reguku tidak tahu mengapa, padahal judul Charta yang dipresentasikan juga sangat lazim dan umum didengar, yaitu “Kondisi Gizi Masyarakat Desa Hambaro” . Dan yang patut dipertanyakan pula, kenapa selisih skor yang diberikan kepada regu 16 begitu tipis dengan regu pemenang juara satu yaitu regu 8?. Tapi tidak dipertanyakan juga tidak apa-apa, mungkin gelar juara itu sepadan dengan usaha yang aku dan regu 16 lakukan mulai dari mondar-mandir mengumpulkan data, menyusun Charta hingga larut malam, dan presentasinya semua pasti ada balas jasanya atas usaha yang diberikan.

Kegiatan berikutnya yaitu pentas seni dan api unggun. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat malam hari pada malam ke 2 dan ke 3 di sebuah lapangan dengan ditemani api unggun . Kegiatan kali ini ditujukan kepada regu satu mitra (gabungan regu 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6 dst) untuk menampilkan kreativitas masing-masing. Masing-masing regu dengan regu mitranya menampilkan berbagai macam pertunjukan, mulai dari darama musikal, vocal group, dan fashion show. Pada saat Pra-TO, setiap regu beserta regu mitranya mengambil undian untuk apa yang akan ditampilkan pada saat pentas seni dan api unggun, urutan mainnya ditentukan kemudian saat sebelum acara. Untuk mitra, mitra regu 16 Astrolabe adalah regu 15, yaitu Paradox, bersama kami membentuk sebuah aliansi yang bernama Astrodox atau singkatan dari Astrolabe Paradox.

Reguku beserta regu mitra, regu 15 mendapatkan penampilan bebas, artinya apa yang mau ditampilkan terserah regu dan mitranya masing-masing. Karena kebebasan memilih itulah, kami kebingungan memilih apa yang akan ditampilkan nanti, hingga pada saat keberangkatan menuju desa Hambaropun penampilan untuk pentas seni masih belum ditentukan. Ide baru muncul pada saat beberapa jam sebelum penampilan hari pertama, yaitu penampilan lagu yang sambung menyambung serta diiringi gitar dengan penari-penari latar yang berdansa apa adanya. Aliansi regu 15 dan 16 mendapatkan giliran main ke 8, beruntung giliran ke 8 itu adalah hari berikutnya dikarenakan pada saat penampilan ke 6, desa Hambaro diguyur hujan dan api unggun harus dipadamkan, belum lagi persiapan aliansi reguku yang belum total.

Kemudian di hari berikutnya, pentas seni kembali diadakan, namun pentas seni kali ini tidak berada di lapangan, melainkan di halaman madrasah dengan menggunakan lampu sorot. Tidak menggunakan api unggun untuk mengantisipasi kalau-kalau hujan turun lagi. Pentas seni hari ini digelar setelah penjelajahan pada hari ke 3. Hari inilah Aliansi reguku tampil, sebelum tampil, masing-masing anggota aliansi saling mengingatkan agar pada saat tampil semuanya harus leluasa dan gila-gilaan saat bernyani dan berdansa. Dan pada saat tampil seperti yang diharapkan, semuanya tampil leluasa, khususnya bagi yang berdansa mengiringi musik yang sambung menyambung itu, urat malu mereka seakan-akan sudah putus. Walaupun gila-gilaan juga dadakan, penampilan Aliansi regu 15 dan 16 mendapatkan juara 3 dalam pentas seni, sungguh diluar dugaan.

Setelah pentas seni, terdapat kegiatan yang paling menyenangkan dari semua kegiatan yang ada, yaitu penjelajahan. Penjelajahan adalah kegiatan dimana setiap regu harus berjalan menelusuri alam di desa, untuk menemukan jalan keluar dari penelusuran itu. Dalam penjelajahan, terdapat 3 pos, yaitu pos kerohanian, pos argumentasi, dan pos fisik. Sebelum memulai penjelajahan, satu angkatan dikumpulkan untuk pengarahan, kemudian setelah itu penjelajahan akan dimulai. Tidak semua anggota regu dapat mengikuti penjelajahan, dikarenakan sebagian anggota regu harus menjaga rumah, dan sebagian lainnya mengikuti bakti sosial. Di regu 16, yang ikut hanya 7 orang saja.

Setiap 2 regu jalan bergiliran untuk memulai penjelajahan. Tiba saatnya giliran reguku bersama regu 15 untuk memulai penjelajahan. Pada awal penjelajahan, kami melintasi tanjakan terjal dan jalanan yang sempit. Setelah beberapa lama sampailah kami di pos pertama, yaitu pos kerohanian. Di pos ini kami diberi nasihat-nasihat kerohanian. Tidak ada yang menegangkan dan memacu adrenalin di pos ini, karena di pos ini semuanya damai-damai saja.
Setelah pos pertama, kami menuju pos berikutnya, yaitu pos argumentasi. Perjalanan menuju pos 2 bisa dibilang merupakan yang cukup menantang, dikarenakan kami harus menempuh jarak yang cukup jauh, melewati persawahan yang berundak-undak ditambah lagi guyuran hujan yang membasahi baju kami . Untuk menambah keceriaan, kami semua bernyanyi menanam jagung disaat hujan. Pada saat perjalanan kami melihat teman kami yang cidera akibat jatuh dari pematang sawah, malangnya.

Setelah perjalanan yang cukup jauh, sampailah kami di pos ke 2, yaitu pos argumentasi. Disini kelompok 15 dan 16 dipisah, masing-masing kelompok harus menampilkan yel-yel kelompoknya, baru kemudian kami diajak untuk berargumen. Sama seperti argument-argumen sebeumnya, di pos ini setiap regu didebat habis-habisan, bahkan ada yang harus kehilangan atribut karena tidak bisa mendebat lebih lanjut. Beruntungnya regu 16 argumennya cukup lancer, sehingga tidak harus atribut kami disita. Namun kasihan melihat regu mitra 15, atribut ketua regunya diambil akibat tidak bisa mendebat lebih lanjut.

Kemudian setelah melewati pos yang memacu emosi itu, kami melakukan perjalanan berikutnya menuju pos terakhir, yaitu pos fisik. Perjalanan yang ditempuh kali ini terasa lebih jauh, namun medan dan halangannya tidak seberat perjalanan saat menuju pos 2. Akan tetapi karena sehabis hujan, jalan yang kami tempuh menjadi licin dan cukup berbahaya, maka dari itu, di perjalanan meuju pos terakhir ini kami agak sedikit lebih lambat karena kami harus berhati-hati.

Perjalanan kemudian berakhir, sampailah kami di pos ke 3 yang juga pos terakhir, yaitu pos fisik. Di pos inilah pos yang dimana tenaga banyak terkuras, karena kita harus mengambil air di sungai, kemudian air itu digunakan untuk membasahi area merangkak lumpur. Kemudian kami diharuskan merangkak tanpa menyentuh tali. Setelah merangkak kami diharuskan push-up sebanyak tali yang terkena badan saat merangkak. Lalu, kami diperintah untuk menumpu badan sesaoramg teman dengan kedua tangan kami yang dijadikan satu. Semua kegiatan fisik itu sangat menguras tenaga dan membuat lemas otot tangan. Juga selain itu, banyak dari nemtag teman-teman satu angkatan yang rusak akibat gesekan badan dengan lumpur.
Sehabis dari pos terakhir itu kami pergi ke sungai untuk mencuci baju dan atribut yang kotor akibat lumpur. Setelah mencuci, kami kembali menelusuri jalan dan sampailah kami di tempat semula pada saat apel pagi. Kemudian kami kembali ke rumah singgah masing-masing, mandi, istirahat, dan tidur untuk persiapan pentas seni malamnya.
Tidak terasa 4 hari sudah berlalu, dan akhirnya aku bersama teman-teman satu angkatan memasuki hari terakhir. Setelah sholat subuh dan sebelum memulai upacara penutupan beserta pengumuman peserta dan regu-regu pemenang Charta, Pentas Seni, dan lain-lain. Kami dikumpulkan oleh kakak POnya untuk berargumentasi habis-habisan. Dalam argumentasi kali ini, satu angkatan dicerca dan simaki-maki habis-habisan atas banyak kesalahan yang terjadi selama Pra-TO hingga TO. Argumentasi kali ini adalah puncak dari semua argumentasi, dan argumentasi kali inilah yang merupakan titik akhir penyatuan angkatan Pensador di TO.
Setelah argumentasi, kami beres-beres barang dan memasukkannya ke truk untuk diangkut, kemudian berpamitan kepada pemilik rumah yang kita singgahi. Setelah itu barulah upacara penutupan dimulai. Dalam upacara penutupan ini, diumumkanlah peserta peserta pemenang Charta, Pentas Seni, Ketua regu terbaik, regu terbaik, regu yang paling ramah, dan lain-lain. Reguku mendapatkan perolehan juara 2 Charta, juara 3 pentas seni, dan 2 bintang biru untuk keagamaan.

Sekaligus menutup acara TO ke 40 ini. Satu angkatan menyambut dengan meriahkan berakhirnya TO ini dengan mengumandangkan yel-yel angkatan dengan meriahnya. Dan setelah itu, sebelum kembali ke bus, kakak-kakak PO meminta maaf kepada angkatan Pensador atas apa-apa yang dilakukan jika tak menyenangkan dihati. Setelah itu banyak teman-temanku yang meminta maaf kepada kakak PO dan meminta tanda tangan ditulis di nemtag masing-masing.
Aku beserta teman-teman satu angkatan Pensador, akhirnya pulang denagn bus menuju sekolah tanpa hambatan, dan mengambil barang kemudian pulang kerumah masing-masih. Banyak hal yang tidak bisa dilupakan selama TO ini. Saya setuju kalau program TO ini dilaksanakan setiap tahun, karena kegiatan ini dapat melatih berbagai macam kemampuan serta memberikan pengalaman yang tidak akan terlupakan di masa depan.



Yap, cukup sekian cerita TO dari saya, saya mohon maaf kalau misalkan bahasa yang saya gunakan nampak terlalu formal, dikarenakan itulah kebiasaan saya dalam berbicara. Selain itu kisah TO ini juga merupakan tuntutan tugas bahasa Indonesia (Sekali lagi peace V^_^ daripada mubazir, mending buat bacaan orang lain biar seneng).

Sekian dari saya, dan terimakasih!