Jumat, 28 Januari 2011

Cerita Tentang Trip Observasi Part 1

Halo para pembaca blog saya (bagi yang baca) kembali lagi bersama saya Nadhifa Trihapsoro di "All About Life", sebelum memulai postingan, saya mengucapkan selamat tahun baru 2011 (Maaf selamatnya amat sangat telat).

Yap, apa yang saya lakukan di tahun baru?? banyak sekali hal yang menarik di tahun baru, tetapi yang paling menarik adalah Trip Observasi. Apa itu trip observasi? simaklah kisah saya berikut ini :

Trip Observasi 40

Trip Observasi atau disingkat TO, adalah sebuah program yang dicanangkan oleh SMAN 81 Jakarta untuk melatih kedisiplinan, kepedulian, serta berpikir kritis para siswa-siswinya, yaitu dengan berkunjung dan melakukan sedikit observasi terhadap suatu desa. Program ini wajib diikuti para siswa kelas X setiap tahunnya. Program TO inilah yang telah aku ikuti.

Sebagai siswa kelas X, sudah menjadi suatu kewajiban untuk mengikuti TO ini. TO kali ini adalah TO yang ke 40, berlangsung selama 4 hari di desa Hambaro, kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada awal semester 2, tepatnya tanggal 13-16 januari 2011 selama 4 hari 3 malam. Tetapi sebelum pergi berangkat TO ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Pertama-tama adalah perkenalan kakak-kakak pengurus OSIS.

Kakak-kakak pengurus OSIS ato PO, bertugas untuk melatih kedisiplinan para siswanya serta membantu berlangsungnya kegiatan selama TO. Setiap pengurus OSIS selalu punya nama masing-masing, dan Pengurus OSIS tahun ini bernama Viprazura Namrastira. Perkenalan ini diadakan pada akhir semester 1 sebelum memasuki semester 2. Sebelum perkenalan berlangsung, aku beserta teman-teman seangkatanku dikumpulkan jadi satu di aula untuk sosialisasi kegiatan TO beserta pengumuman nama angkatan. Namun jauh sebelum itu, aku beserta teman-teman satu angkatanku telah dikumpulkan untuk menentukan ketua angkatan. Melalui hasil voting, akhirnya ditentukanlah ketua dan wakil ketua angkatan 19 (Ya, itulah nama angkatanku sebelum diberi nama) yaitu Muhammad Barly sebagai ketuanya dan Raja Jovian sebagai wakil ketuanya. Kemudian pada saat perkenalan kakak PO dan sosialisasi TO, ditentukan pula pengurus-pengurus angkatan.

Sosialisasi TO serta perkenalan kakak PO adalah saat yang paling ditunggu-tunggu, karena nama angkatan, nemtag beserta nama regu untuk TO nanti akan diumumkan. Akhirnya, angkatan 19 mendapatkan namanya juga, yaitu PENSADOR. Ya, Pensador, itulah nama angkatannya, pada mulanya teman-temanku kebingungan, begitu pula denganku. “Pensador” merupakan kata yang kurang lazim didengar, namun setelah dijelaskan oleh kakak POnya, ternyata Pensador itu adalah bahasa Portugis yang artinya pemikir, setelah itu kami baru faham.

Setelah nama angkatan diumumkan, diumumkankanlah bentuk nemtag yang akan dipakai. Pada saat ditampilkan, aku tercengang dengan bentuk nemtag yang sulitnya bukan main. Memang, disetiap TO, nemtag yang ditentukan oleh kakak POnya memiliki bentuk dan pola yang sulit-sulit, belum lagi bahannya. Ketua angkatan beserta pengurusnya memiliki kewajiban untuk membeli bahan dan memastikan kalau bentuk nemtag sudah dapat dicapai oleh semua anggota angkatannya, karena pada saat TO, semua nemtag sudah harus jadi. Tentulah merupakan hal yang sulit bagiku serta angkatanku untuk membuat nemtag yang sedemikian sulit itu, tapi aku mendukung dan setuju karena dengan semakin sulitnya mentag, maka rasa solidaritas, dan jangkauan komunikasi antar anggota angkatan akan semakin kuat. Selain nemtag juga terdapat atribut lainnya, yaitu tongkat dan bendera karung goni atau vendel.

Kemudian, setelah nama angkatan dan bentuk nemtag ditentukan, saatnya untuk pembagian regu dan perkenalan kakak-kakak POnya. Didalam pengumuman, aku dimasukkan kedalam regu 16 dengan kakak mitranya Kak Nabila. Setelah pengumuman, aku beserta reguku dan regu lainnya mencari kakak mitranya untuk pengarahan. Setelah ketemu, aku beserta reguku mendiskusikan tentang TO serta memilih pengurus regu, nama regu, dan jadwal membuat nemtag. Setelah didiskusikan, akhirnya ditentukan juga nama regu, serta pengurus-pengurusnya. Nama reguku adalah Astrolabe dengan ketuanya Goldy Fariz Dharmawan, wakilnya aku sendiri, sekbennya Amalia Cipta Sari, dan penentu waktunya Muhammad Daivan dengan anggota 7 orang lainnya.

Tidak perlu diceritakan lagi bagaimana detailnya pada saat perkenalan dan sosialisasi TO, tibalah saatnya aku dan regu 16 untuk membuat nemtag yang benar-benar sulit itu. Pertama-tama, ketua angkatan memberi sosialisasi dan membelikan bahan untuk membuat nemtag kepada para ketua regu masing-masing . Kemudian setelah itu, para ketua regu membuat salinan dari nemtag asli dan kemudian salinan dari nemtag asli itu dipakai untuk membuat salinan yang akan dipakai oleh setiap orang di setiap regu. Dalam membuat nemtag ini banyak kendala yang dialami oleh reguku, seperti kurangnya waktu untuk mengerjakan nemtag dikarenakan para anggota reguku banyak yang liburan (termasuk aku, karena nemtag dibuat pada saat libur semester). Namun hingga sebelum TO, Alhamdulillah nemtag bisa selesai.
Membuat nemtag telah usai dan libur semester telah berakhir, dan sebentar lagi aku akan menjalani TO. Dan sebelum TO itu ada persiapan lainnya yaitu Pra-TO. Pra-TO merupakan kegiatan yang dilaksanakan beberapa hari sebelum TO untuk membentuk kesiapan pada saat penelitian di desa hambaro, dan meningkatkan solidaritas dan kekompakan angkatan. Berlangsung pada tanggal 6-8 Januari. Sebelum Pra-TO itu dimulai, semua atribut seperti nemtag harus sudah lengkap karena pada saat Pra-TO, semua atribut sudah harus siap.

Namun, sebuah insiden terjadi, menjelang Pra-TO setelah liburan semester, banyak regu dari satu angkatan yang nemtagnya belum jadi sepenuhnya, serta tongkat belum selesai dicat (Termasuk regu 16 yang lupa mengecat tongkat), sehingga banyak anak-anak yang pulangnya larut malam untuk menyelesaikan atribut tersebut. Insiden terjadi ketika ada orangtua murid yang melapor kepada guru untuk tidak mengerjakan nemtag dan atribut lainnya hingga larut malam. Karena pengaduan tersebut maka tidak diperbolehkan lagi untuk menyelesaikan atribut hingga larut malam, dan hanya diberi satu kali kesempatan untuk menyelesaikan atribut sejadi-jadinya yaitu satu hari sebelum Pra-TO pada saat pulang sekolah. Karena waktu yang digunakan amat sangat terbatas untuk menyelesaikan atribut, alhasil nemtag yang dikerjakan juga tidak maksimal dan bahkan masih belum selesai juga. Karena masih belum selesai dan belum semua anggota angkatan siap memakai nemtag, maka pada saat Pra-TO nemtagpun tidak dipakai (Kecuali tongkat yang sudah selesai semua). Karena insiden inilah angkatan Pensador mendapat berbagai cercaan dari kakak POnya.

Dengan tanpa atribut yang lengkap itu, angkatan Pensador menjalani Pra-TO. Pada saat Pra-TO aku diajarkan untuk membuat semacam makalah penelitian singkat yang disebut charta. Selain membuat charta banyak hal lain yang diajarkan selama Pra-TO seperti kondisi masyarakat, kondisi daerah, cara memasak, packing, dan lain-lain. Namun pada saat Pra-TO ini, ada satu hal yang harus diwaspadai oleh satu angkatan, yaitu bunyi peluit. Bunyi peluit itu adalah bunyi peluit yang digunakan oleh kakak PO untuk mengumpulkan angkatan Pensador. Pada saat terdengar bunyi peluit itu, aku beserta teman-teman satu angkatan harus cepat bergegas untuk berbaris tanpa melupakan atribut di lapangan. Mengapa? Karena pada setiap bunyi peluit satu angkatan harus berkumpul di lapangan dalam waktu dan hitungan yang ditentukan yaitu seri. Jika lewat dari hitungan seri yang ditetapkan, maka satu angkatan mempunyai hutang seri dan hutang itu harus dibayar dengan push-up dan kegiatan fisik lainnya yan melelahkan. Oleh karena itu, satu angkatan harus segera bergegas baris tiap kali mendengar suara peluit. Bunyi peluit ini berlaku pada saat sebelum, dan pada saat TO (Termasuk Pra-To dan kumpul untuk membuat nemtag akbar)

Selain peluit, yang perlu diwaspadai adalah atribut seperti nemtag, tongkat, dan vendel karena jika terjadi apa-apa terhadap atribut tersebut dan kemudian disita oleh kakak POnya, maka jalan keluar yang harus diambil untuk mendapatkan kembali atribut yang disita adalah dengan berargumen. Berargumen disini berarti berdebat untuk memperebutkan atribut masing-masing. Berargumen bukanlah hal yang gampang, karena pada saat berargumen kakak POnya selalu beralasan untuk atribut yang mereka sita untuk tetap berada di tangan mereka, begitupula dengan anggota angkatan yang ikut berargumen, saling sama-sama mempertahankan alasan, hingga menjadi perdebatan yang panjang. Menurutku, hal semacam peluit, seri, dan argumentasi memang dibutuhkan untuk pendisiplinan para anggota angkatan, tapi setidaknya dalam takaran yang tepat, karena bisa saja hal semacam itu dapat memperpanjang masalah dan membuat dendam.
Setelah Pra-TO dilaksanakan, dan sebelum TO dimulai, angkatan Pensador harus menampilkan yel-yel yang diajarkan pada saat Pra-TO. Saat inilah yang paling mendebarkan sebelum TO karena yang menonton penampilan yel-yel angkatan tidak hanya guru dan kakak PO, tetapi juga dua angkatan diatas, yaitu Emerald dan Solaris. Dalam penampilan yel-yel, diberi 2 kali kesempatan untuk tampil dan itu semua menguras tenaga dan suara, karena setiap orang harus berteriak dan bergoyang. Akan tetapi penampilan yel-yel angkatan Pensador cukup kurang bersemangat, entah apapun itu penyebabnya. Yang pasti hutang seri angkatan kami dikurangi karena penampilan yel-yel itu.

To be Continue.....


Tunggu kelanjutan cerita TO berikutnya ya! dan tetaplah bersama saya di http://birdman777.blogspot.com/ !!